China menyatakan penolakannya terhadap tudingan Jepang dan laporan yang dinilai menyesatkan dari media massa negara tersebut mengenai pemberitaan yang seolah-olah menyebutkan kapal selam yang menerobos masuk perairan Jepang adalah milik China.
Media massa Jepang di Tokyo, Rabu, ramai-ramai mengutip pernyataan pejabat kementerian Luar Negeri Jepang yang bersumber dari Kyodo. Kantor Berita Jepang itu mengutip pernyataan pejabat tersebut Selasa (16/9).
Menurut penuturannya, Kementerian Luar Negeri China langsung mengontak Kedubes Jepang di Beijing pada Senin (15/9) sore, begitu mengetahui pemberitaan media massa di Negeri Sakura yang menggambarkan seolah-olah penyusupan itu dilakukan oleh kapal selam China.
"Beijing menolak kemungkinan seperti yang telah diberitakan (media massa Jepang, red) serta menyesalkan laporan yang menyesatkan itu," kata Deputy Press Secretary Yasuhisa Kawamura.
Di tempat terpisah, Menlu Jepang Masahiko Komura menyatakan, pihaknya telah mengontak para negara tetangganya melalui jalur diplomatik mengenai insiden penyusupan oleh kapal selam asing ke perairan Jepang. Namun sejauh ini belum ada bukti kongkrit atau pun pengakuan dari negara lain.
Angkatan Laut Pasukan Bela Diri Jepang, Selasa lalu, memutuskan menghentikan pencarian terhadap kapal selam tidak dikenal yang memasuki perairan negeri Matahari Terbit itu, yang dilaporkan terlihat di antara perairan Shikoku dan Kyushu pada Minggu (14/9) pagi.
Sebelumnya diberitakan, sebuah kapal selam tidak dikenal dalam tempo singkat berhasil menerobos memasuki perairan Jepang di antara Shikoku dan Kyushu pada Minggu pagi sekitar pukul 06.56 waktu Jepang.
Menurut Angkatan Laut Pasukan Bela Diri Jepang, kapal selam asing itu berada di titik selatan dari Selat Bungo, atau menerobos sejauh tujuh kilometer dari batas laut teritorial Jepang, dan berada sejauh 60 kilometer barat daya dari tanjung Ashizuri di wilayah Propinsi Kochi.
Terakhir kali peristiwa serupa terjadi pada November 2004, ketika kapal selam angkatan laut China ditemukan di dekat kawasan kepulauan Sakishima, di wilayah Okinawa, barat daya Jepang.
Operasi untuk melacak kapal selam tak dikenal itu melibatkan empat kapal perang jenis perusak, satu kapal patroli jenis P-3C, dan dua unit helikopter.
Berdasarkan pelacakan dengan menggunakan peralatan sonar modern, diketahui bahwa kapal selam asing tersebut bukan miliki angkatan laut Jepang atau pun milik armada laut dari Amerika Serikat.